Written by (originally): Ryohgo Narita
Ilustrated : Suzuhito Yasuda
Genre : Action, Supernatural, Romance
[ PROLOGUE ]
DILARANG KERAS MENYALIN HASIL TERJEMAHAN INI DAN MENGAKU-NGAKU SEBAGAI PEMILIKNYA. KALAU MAU DI SEBAR LUASKAN SILAHKAN TAPI TOLONG DI SERTAKAN DENGAN KREDIT DARI LINK BLOGGER INI.
I don't own this story, the story and all of the charas is belong to Ryohgo Narita-sensei.
Durarara!! Vol 1 -Prologue-
"Ini sangat menarik! Sangat menarik! Sangat sangat menarik!! Masih banyak hal yang aku tidak tau tentang kota ini!!" teriak Izaya, sangat gembira, "Bahkan seperti yang kukatakan, sesuatu yang baru muncul, muncul, dan sesuatu yang lain menghilang. Bagaimana aku bisa meninggalkan tempat dimana manusia berkumpul? CINTA MANUSIA! Aku mencintai manusia! Aku mencintai kalian semua!!"
Di Ikebukuro, Tokyo, grup orang-orang aneh berkumpul: pemuda yang merindukan kehidupan yang luar biasa, berandal pembuat onar, perempuat penguntit yang gila, informan yang menjual informasi untuk kesenangan pribadi, dokter bawah tanah yang merawat selebor penyakit, siswa SMA yang terobsesi pada hal gaib dan, tentu saja, pengendara hitam tanpa kepala.
Bersama-sama, karakter-karakter aneh tersebut menceritakan sebuah cerita yang luar biasa, dan sangat menarik di dalamnya. Mereka semua sinting, namun, mereka tetap dapat membicarakan tentang cinta.
Ini adalah sebuah cerita yang membelit:
"Seiji-san! Seiji-san! Apakah kau ada di rumah? Aku datang lagi! Ya ampun, kau tak sengaja mengunci pintu lagi? Aku jadi tidak bisa masuk nih!"
Bahaya, bahaya. Penguntit itu telah menginvasi rumahku. Dia telah menggedor-gedor pintu rumahku dan tanpa membunyikan bel terlebih dahulu. Apa yang sebenarnya dia pikirkan, sih?
"Pintu terkunci! Seiji-san, apa kau sedang tidur? Ah-ini kali pertamaku memanggil seorang pria ketika ia sedang tertidur! Aku sangat berani!"
Peringatan, peringatan....Aku selalu memeluk kakiku sejak minggu kemarin. Minggu kemarin aku menyelamatkan dua orang gadis dari gangguan beberapa berandal. Aku bertanya dan akhirnya mengetahui kalau mereka akan masuk ke SMA yang sama denganku di tahun pertama ini. Tapi aku tidak pernah berfikir bahwa ini semua akan berakhir dengan seperti ini. Gadis yang satunya adalah gadis kecil yang sopan, tapi yang satu ini....
"Well...sebenarnya aku...aku selalu menyukai Seiji-san! Kau ingat? Selama ujian masuk, aku dudu tepat di sebelahmu! Seorang pria yang duduk di sebelah kananku memiliki nama yang cukup keren, Ryuugamine Mikado, dan aku ingin tau nama seperti apa orang yang duduk di sebelah kiriku tiu, jadi aku menoleh dan-itu adalah cinta pandangan pertama! Sejak hari itu aku selalu mengingat namamu! Meskipun aku tidak dapat kesempatan untuk menyatakan padamu hari itu, tapi minggu kemarin itu..., kau menyelamatkanku, lalu aku berfikir pada saat itu...ah, ini haruslah menjadi takdirku! Apakah kau tau berapa banyak keteguhan hatiku? J-Jadi, izinkan aku untuk melihatmu lagi, ya? Seiji-san, aku benar-benar ingin melihat kegagahan,wajah yang bersemangat darimu! Kumohon, Seiji-san!"
Peringatan, peringatan. Setelah aku menyelamatkan anak ini, dia secara sembunyi-sembunyi mengikutiku pulang. Dan dia melakukan itu setiap dari dalam seminggu setelah itu. Meski setelah aku menyuruhnya untuk pergi. Omong kosong yang ia teriakan barusan? Aku telah mendengarnya 2000 kali lebih.
"Apa jangan-jangan kau sakit, Seiji-san? Apakah kau sangat sakit sampai-sampai tak bisa menjawabku? Ini buruk! Cepat dan buka pintunya, Seiji-san! Sejak hari ujian masuk itu, aku telah mencari tau tentang dirimu, Seiji-san! Aku tau hari ulang tahunmu, tentang keluargamu....segalanya tentangmu!"
Polisi. Polisi. Aku memberitahukannya bahwa aku akan menelfon polisi-tapi dia malah bersandar di pintu setelah aku mengatakan hal itu. Sial.
Tiga jam setelah invasi, aku pikir perempuan itu telah pulang, jadi aku memutuskan untuk membeli beberapa barang di toko serba ada di lantai bawah. Saat aku memegang sikat gigi dan majalan mingguan, gambar dari perempuan gila itu berkelebat di pikiranku.
Kesan pertamaku padanya adalah seorang gadis cantik yang dewasa. Mungkin 'Nyoya cantik' adalah yang deskripsi yang paling tepat. Tapi kenapa bisa wanita yang secantik dia tidak memiliki pacar? Apa yang aku alami adalah jawaban yang paling sempurna untuk pertanyaan itu. Jika ada seseorang yang ingin sekali memiliki pacar, mungkin mereka tidak akan berfikir dua kali untuk meneria cinta gadis itu; kalau untukku, aku sama sekali tidak tertarik. Sedikitpun tidak. Karena aku sudah memiliki seorang 'pacar'.
Tapi bagaimana dengan upacara penerimaaan siswa baru besok? Sambil berjalan di koridor yang sempit, menuju apartemenku, aku terus berfikir tentang itu.
Jika aku pergi sekolah besok, aku harus bertemu gadis itu. Lebih baik aku tidak usah masuk saja. Ah...itu bukan masalah seharusnya. Aku sudah punya pacar. Dia pendiam dan cantik, sangat jauh dari gadis itu. Selama aku bersamanya, itu bukan masalah bagiku untuk masuk sekolah atau tidak. Mungkin aku harus bekerja di kantor kakakku dan menjadi salah satu bagian-mahasiswa pekerja paruh waktu atau semacamnya.
Ah, aku ingat! Akhirnya aku ingat mengapa aku menyelamatkan kedua gadis itu. Meski ini benar-benar masalah yang berbeda, tapi gadis itu benar-benar mirip dengan pacarku, jadi aku menyelamatkannya. Sekarang aku berfikir tentang itu, itu merupakan sesuatu yang bodoh yang pernah kulakukan. Aku menyelamatkannya hanya karena gadis itu mirip dia, tapi bagaimana aku tau kalau ternyata gadis ini adalah orang semacam itu...?
Aku tetap berfikir tentang itu sambil menyelipkan kunci rumahku ke bolongan kunci.
Eh? Aneh.
-Pintunya tidak terkunci.
Bahaya bahaya-tubuhku dipenuhi oleh alarm-alarm tanda bahaya.
Sirine meraung-raung; Aku membuka pintu dan melihat sepasang sepatu perempuan.
"Se-Seiji-san...?"
Setibanya aku di apartemen, aku melihat penguntit itu berdiri disana. Hanya berdiri disana.
Ketika aku menyadarinya, meski aku melihat ada seorang gadis yang menyelinap masuk ke dalam rumahku, anehnya aku tenang. Tapi melihat ekspresi gadis itu sedari tadi...
Aku melayangkan kata-kata dari mulutku dan itu sangat dingin, lebih dingin daripada yang kukira. Sangat dingin sampai-sampai aku tercengang.
"Jadi kau melihat 'itu'?"
"Eh...itu...aku...uh..."
Ekspresi yang ada di wajahnya sangatlah berbeda dari sebelumnya. Sangat gilsah dan penuh ketahutan.
...Hmph, bahkan dia mampu membuat ekspresi seperti itu.
Aku yakin. Aku sangat yakin-anak ini telah melihat sesuatu yang seharusnya tidak ia lihat.
"Itu...itu...Seiji-san...aku...uh...Aku tak akan memberitahukannya pada orang lain! Meskipun kau seperti ini, aku tetap menyukaimu! Um...jadi...jadi...jangan khawatir! Tidak peduli hobi apa yang kau miliki, aku akan menerimanya...jadi...itu..."
Skema telah berubah. Sekarang dia adalah satu-satunya yang tidak dapat menyerang.
"Tidak apa-apa."
"Seiji-san!" Setelah apa yang kukatakan, si penguntit terdengar penuh harapan lagi.
"Tidak apa-apa."
Sei...ji-san?"
Dia menyadari kedinginan pada tatapanku. Di saat itu, kabut kegelisahan melayang di depan wajahnya. Aku ingin melihat ekspresi yang benar-benar hancur, jadi aku mengulangi: "Tidak apa-apa."
Ketika kakakku membawa dua bawahan malam itu, aku sedang dudu di ruang tengah, memakan mie. Dua bawahan itu menempatkan badan perempuan penguntit itu di dalam koper dan membawanya pergi. Kakakku melihat ke sekeliling ruangan, melihat ke arah noda darah yang ada di dinding, lalu kemudian memelukku erat. "Tidak apa-apa, jangan khawatir tentang ini."
Meski ada kehangatan dari pelukannya, tapi sulit bagiku untuk makan ketika ia memelukku seerat ini.
"Seiji, jangan khawatir tentang semua ini. Kakak akan mengatasi semuanya, mengerti?"
"Kak, aku tak peduli pada gadis itu. Aku hanya peduli 'padanya'."
"Kau adalah satu-satunya orang yang melakukannya jadi...bukan masalah, kau hanya perlu menyerahkan semuanya pada kakak perempuanmu ini. Ini bukan masalah; selama aku ada disini, aku tidak akan membiarkan apapun terjadi padamu...khususnya para polisi yang menyusahkan itu-aku tidak akan membiarkan mereka membawamu perdi, tidak akan, tidak akan, jadi kau bisa duduk dan tenang."
Setelah kakak selesai berbicara, dia memberikan bawahannya tugas kemudian pergi.
Aku tidak berfikir aku harus kerjad di kantor kakak karena terlihat bahwa kakak punya beberapa sambungan bawah yang tidak diketahui oleh perusahaan. Seperti dua bawahannya hari ini. Mereka melihat orang mati dan bekerja sesuai intruski tanpa bertanya sekalipun. Itu bukan sesuatu yang bagus.
Aku tidak akan bekerja dengan orang jahat itu. Jika aku melakukannya, mungkin aku akan menjadi seperti mereka? Dan jika aku menjadi seperti mereka dan ditangkap, 'dia' akan sangat kesepian. Aku tidak akan membiarkan sesuatu seperti itu terjadi-aku tidak akan membiarkannya kesepian.
Sambil melihat bawahan kakak membersihkan noda darah yang ada di dinding, aku mengambil mie yang dimasak terlalu lama.
Ah, mie ini rasanya buruk sekali.
Ini adalah sebuah cerita yang membelit.
-Cerita cinta...yang membelit.
0 komentar:
Posting Komentar